Skip to main content

Meramu Cinta dalam Interaksi Belajar dan Pembelajaran


Meramu Cinta dalam Interaksi Belajar dan Pembelajaran
oleh Nur Fidayat
Program Studi Magister Pendidikan Dasar Universitas Negeri Malang 2018

(Sebuah Kajian dalam Perkuliahan Landasan Pendidikan dan Pembelajaran 
yang dibina oleh Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd, Teknolog Pendidikan)

Momentum peringatan hari guru nasional tanggal 25 November 2018 ini sudah seharusnya menjadi refleksi terhadap permasalahan pendidikan dan pembelajaran yang ada. Beberapa kasus yang beberapa bulan ini viral di media tentang praktik pendidikan persekolahan sangatlah banyak. Salah satunya, kasus candaan yang mempertontonkan aksi 'penyerangan' murid kepada guru di SMK NU 03 Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah yang dapat dimaknai sebagai interaksi belajar mengajar yang kebablasan. Guru memang harus dekat dengan siswa, namun begitu ada batas-batas yang perlu dijaga. Salah satu batasnya adalah batas mengenai adab seorang pencari ilmu kepada gurunya.
Kita dapat belajar dari kisah film laskar pelangi yang di angkat dari kisah nyata penulis terkenal Andrea Hirata. Dalam kisah tersebut memperlihatkan seorang guru yang sangat mencintai dan sayang kepada anak didiknya dan begitu pula siswa terhadap gurunya. Hubungan yang harmonis antar siswa dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa lainnya itulah esensi dari pendidikan.  Lebih lanjut dalam cover buku laskar pelangi, Andrea Hirata menuliskan bahwa ”Tidak pernah ada yang bisa mengalahkan kekuatan cinta yang murni dan tulus. Cinta yang mendalam menebarkan energi positif yang tidak hanya mengubah hidup seseorang, tetapi juga menerangi hidup orang banyak.” Terlebih Indonesia yang menganut ideologi Pancasila dengan landasan kemanusiaan sebagai landasan kedua setelah landasan ketuhanan.
Dalam istilah pendidikan landasan kemanusiaan mengacu pada bagaimana pendidikan berusaha menjadikan manusia sebagai manusia, artinya berusaha memanusiakan manusia. Dalam pandangan lain yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara, dikenal dengan pernyataan bahwa pendidikan berusaha mengembangkan kodrat hidup anak. Dewasa ini juga berkembang pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai manusia yang aktif mengonstruksi pengetahuannya sendiri yang kemudian disebut paradigma konstruktivisme. Dua pandangan, baik humanisme maupun konstruktivisme, menentang paradigma lama behaviorisme yang mengekang kebebasan siswa.

Landasan Cinta dalam Pembelajaran
Output diterapkannya pembelajaran dengan paradigma humanisme dan konstruktivisme adalah dengan menghadirkan cinta dalam pembelajaran.

(bersambung)

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN KKN UM SENAM SEHAT AEROBIK UNTUK IBU-IBU PKK DUSUN BAKIR DESA SUKOMULYO KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

SENAM SEHAT AEROBIK UNTUK IBU-IBU PKK DUSUN BAKIR DESA SUKOMULYO KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG LAPORAN PROGRAM KERJA Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Malang Semester Pendek 2014/2015 Desa Sukomulyo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Penanggungjawab                           Edo Prasetyo                             (FIK/ PKO/2012)                  M. Fauzan Ikramullah               (FIK/ PJK/2012) PUSAT PENGEMBANGAN SUMBERDAYA WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) 2015 BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Senam aerobik banyak diminati oleh masyarakat sebagai alternatif   kegiatan olahraga dengan tujuan untuk menurunkan berat badan, membentuk tubuh, menjaga kebugaran jasmani, meningkatkan kualitas hidup, dan lain sebagainya. Senam aerobik merupakan latihan yang menggabungkan berbagai gerak, berirama, teratur dan terarah serta pe

CONTOH ESSAY LPDP "SUKSES TERBESAR DALAM HIDUP"

SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU Kesuksesan setiap orang ditentukan oleh gerak langkah orang itu sendiri. Oleh karena itu, pemaknaan atas kata sukses bagi setiap orang akan sangat beragam, bahkan berbeda. Bagi saya, sukses merupakan keberhasilan atas doa dan usaha yang telah dilakukan secara maksimal. Sebagai seseorang yang beragama, langkah saya hingga detik ini merupakan suatu kesuksesan karena itu merupakan kodrat dari Sang Kuasa. Ketika di sekolah dasar, saya dapat pelajaran berharga dari guru kelas saya. Beliau pernah memberi nasihat saat pembelajaran di kelas bahwa sesungguhnya kalian (setiap orang) adalah bersaudara dan wajib saling membantu, jika ada teman yang kekurangan maka bantulah. Membantu sesama adalah suatu kesuksesan dari segi hablum minan nas . Semenjak saat itu, saya dan teman-teman sering belajar bersama, saling membantu satu sama lain. Hingga akhirnya ketika perpisahan, kami semua dinyatakan lulus dengan nilai rata-rata yang baik. Selain itu, alhamduli

CONTOH ESSAY LPDP "STATEMENT OF PURPOSE"

KONTRIBUSIKU BAGI INDONESIA Saya memiliki prinsip hidup “ sapa tekenan ketekunan bakale ketekan”. Menurut saya, tak ada yang datang dengan sendirinya, semuanya perlu usaha dan ketekunan untuk mendapatkannya. Artinya, segala hal yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh akan membuahkan hasil dan manfaat. Oleh karena itu, saya akan bersungguh-sungguh dalam setiap pekerjaan yang diberikan sehingga memberikan secuil kontribusi bagi masyarakat/ lembaga/instansi/komunitas tersebut. Prinsip itu lahir dari hasil penggemblengan lingkungan yang masih memikul budaya gotong-royong. Sebagai contoh, hampir sebulan sekali di lingkunganku di adakan kegiatan kebersihan lingkungan atau saat perayaan hari-hari besar keagamaan ada ritual selametan . Tentu, sebagai warga kami selalu ikut serta dalam kegiatan masyarakat tersebut dan menjunjung adat istiadat yang ada. Selain dalam kegiatan itu, suatu saat saya dan teman-teman remaja diminta oleh takmir untuk membentuk IRMAS (Ikatan Remaja